Ratusan Warga Pantura Gresik Deklarasikan Dukungan untuk Kotak Kosong

Para relawan saat mendeklarasikan dukungan terhadap bumbung kosong di salah satu kafe.
Para relawan saat mendeklarasikan dukungan terhadap bumbung kosong di salah satu kafe.

Gresik, blok-a.com – Ratusan warga dari wilayah Pantura Gresik secara tegas menyatakan dukungan mereka untuk “kotak kosong” atau “bumbung kosong” dalam Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Gresik yang hanya diikuti oleh pasangan calon tunggal.

Deklarasi ini digelar pada Sabtu (14/9/2024) malam di salah satu kafe di Bungah, Gresik.

Dalam orasi yang dipimpin oleh Agus M Jauhan Farhat, atau yang akrab disapa Gus Farhat, para simpatisan beramai-ramai menyerukan dukungan untuk Bumbung Kosong.

Seruan ini diiringi dengan teriakan “Bersatu, berjuang melawan perusak demokrasi,” yang menggema di antara para pendukung.

“Kegiatan ini merupakan bagian dari respons teman-teman yang berpihak pada suara bumbung kosong agar memiliki wadah tersendiri. Ini adalah aspirasi yang dilindungi oleh undang-undang,” ungkap Gus Farhat dalam orasinya.

Deklarasi ini, kata Gus Farhat, adalah yang pertama di wilayah Bungah. Ia juga menegaskan bahwa kegiatan serupa akan digelar secara rutin setiap pekan di berbagai kecamatan di Gresik.

“Langkah kami selanjutnya adalah melakukan deklarasi rutin tiap minggu di beberapa kecamatan. Termasuk mendirikan Posko di Markas Genpabumi di Bukit Suci Manyar,” ujarnya.

Ketika disinggung terkait isu pendanaan gerakan dukungan kotak kosong ini, Gus Farhat menegaskan bahwa semua dana yang digunakan berasal dari kontribusi sukarelawan. Gerakan ini, menurutnya, murni hasil swadaya.

“Perlu kami sampaikan bahwa tadi kami juga mengelilingkan kardus yang diisi uang seikhlasnya dari relawan. Ini sebagai bukti bahwa suara rakyat tidak bisa dibeli, bahkan rakyat juga bisa nyawer untuk suara bumbung kosong,” jelasnya.

Selain Gus Farhat, dukungan untuk kotak kosong juga disuarakan oleh Ali Candi, pemimpin LSM Genpabumi (Gerakan Persatuan Pribumi).

Menurut Ali, pasangan calon tunggal tidak sepenuhnya merepresentasikan keinginan masyarakat.

“Suara rakyat itu kita salurkan ke partai yang menduduki kursi di DPRD. Mereka harusnya menjadi pengawas dan kontrol pemerintah. Tapi dengan adanya calon tunggal, mereka malah ngasih rekom dan jadi Tim S,” tegasnya.

Deklarasi ini turut dihadiri perwakilan dari berbagai kecamatan di Gresik, yang juga memberikan orasi.

Di antaranya adalah Memet dan Khilidul Iman dari Panceng, Mas Tras dari Dukun, Eko dari Bungah, Mega Bagus Saputra S dari Kebomas, dan beberapa perwakilan lainnya.(ivn/lio)

Kirim pesan
Butuh bantuan?
Hai, apa kabar?
Apa yang bisa kami bantu?