Gresik, blok-a.com – Ramai pemberitaan warga Desa Roomo, Manyar, Gresik diberi beras bantuan CSR yang diduga tak layak konsumsi. PT Smelting dikabarkan akan melakukan audit dan klarifikasi ke Desa setempat terkait polemik tersebut.
Berdasarkan informasi dari sumber blok-a.com, PT Smelting sudah memberikan alokasi dana tunai sebesar Rp1 miliar yang diperuntukkan warga ring 1 melalui Pemdes Roomo, Manyar, Gresik. Sebagai bentuk tanggung jawab moral kepada warga setempat sesuai amanah Undang-undang yang berlaku
Alokasi CSR ini tidak hanya untuk bantuan beras saja, melainkan untuk pendidikan, kesehatan dan lainnya.
Sumber ini mengatakan, untuk pembelian beras CSR berlogo bantuan PT Smelting sendiri dikelola Pemdes Roomo melalui Bumdes.
Dari total anggaran itu, adapun salah satunya dialokasikan untuk bantuan CSR PT Smelting berupa beras dianggarkan sebesar Rp14 ribu/kg.
Sumber ini menambahkan, kenyataanya saat diamati spek beras yang dibagikan ke warga diduga jauh dibawah alokasi yang ditentukan.
Diduga PT Smelting belum mendapat laporan terkait spek beras yang dibeli Bumdes.
“Kalo dilihat spek beras CSR yang dibagikan, saya mendapat informasi jika beras itu diduga hanya harganya dibawah Rp.10 ribu. Ini saya dengar dari orang dalam,” ujar sumber ini.
Usai banyak diprotes, dikatakan pihak PT Smelting akan segera melakukan klarifikasi ke Pihak Desa Roomo, Manyar, Gresik pada hari Rabu (17/9/2024) mendatang.
“Rencananya kalo gak salah hari rabu (Smelting) akan ke Pihak Desa untuk klarifikasi. Mengapa spek berasnya tidak sesuai yang diharapkan warga, apalagi ada logonya, ini jelas merugikan nama baik PT Smelting,” ungkapnya.
Sementara itu, muncul pemberitaan yang menyebut berita terkait keluhan beras CSR ini meresahkan dan hanya menyudutkan pihak Desa.
Hal ini sangat disayangkan oleh Masduki, tokoh Wartawan Senior kabupaten Gresik yang kerap mengedukasi Pemerintah Desa se-Kabupaten Gresik tentang jurnalisme.
“Yang disayangkan, ada media yang dari awal tidak menulis berita tersebut, tapi malah mengcounter bahkan mendiskreditkan berita dari media lain. Artinya wartawan tersebut kurang memahami ilmu jurnalisme,” katanya.
Menurut Masduki, jika hanya mencounter mungkin masih dimaklumi. Tetapi ketika berita yang sudah ada seolah dinarasikan meresahkan, maka hal itu perlu menjadi perhatian.
“Jurnalisme akan meresahkan bagi yang diduga menutupi kesalahan atau kejahatan. Tetapi media yang menyalahkan media lain yang produk jurnalistiknya sudah sesuai kode etik, ini perlu banyak belajar lagi,” terangnya.
Masduki menjelaskan, di pemberitaan itu disebutkan sudah melakukan upaya konfirmasi ke para pihak namun belum dijawab.
“Artinya sudah ada upaya secara cover both side, meskipun belum ada jawaban. Untuk itu, menjadi penting para perangkat Desa memahami pengetahuan jurnalisme. Tidak bingung saat dimintai konfirmasi wartawan yang belum dikenalnya. Jawab saja sesuai fakta yang diketahui,” pungkasnya.
Di luar hal itu, Masduki berharap di tengah persiapan kontestasi Pilkada 2024, Kabupaten Gresik tetap aman, tentram dan kondusif.
Hingga berita ini diterbitkan, Taqwa Zainudin, selaku Kepala Desa Roomo, saat dikonfirmasi blok-a.com terkait persoalan ini melalui sambungan Whatsapp, belum kunjung memberikan jawaban.(ivn/lio)
Media Sosial