Mojokerto, blok-a.com – Memasuki musim pancaroba, dengan kelembaban udara yang tinggi, menjadikan peningkatan kasus demam berdarah dengue (DBD).
Hal itu menjadi tantangan kesehatan yang kerap dihadapi masyarakat.
Karenanya, Pj Wali Kota Mojokerto M. Ali Kuncoro mengimbau, agar masyarakat dapat aktif mengambil peran untuk mencegah meningkatnya jumlah kasus DBD.
Yakni, dengan senantiasa mawas diri dan bergotong royong menjaga kebersihan lingkungan.
“Semua jajaran, mulai dari camat, lurah, kader motivator, sampai masyarakat pun harus memiliki kesadaran bagaimana mencegah DBD di level lingkungan masing-masing. Ikhtiar ini sekaligus mendukung program Pemerintah Zero Dengue Death Tahun 2030 atau Nol Kasus Kematian akibat DBD,” ujar Ali Kuncoro, Senin (4/3/2024).
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan P2KB (Dinkes P2KB) dr. Farida Mariana, mengungkapkan, jika pihaknya tengah gencar mengawal persoalan tersebut dengan melakukan pemetaan wilayah.
Hasilnya, didapati bahwa Kelurahan Prajurit Kulon sebagai wilayah dengan kasus DBD tertinggi.
Sedangkan untuk kasus demam dengue (DD) tertinggi ditemukan di Kelurahan Wates.
“Meskipun wilayahnya tidak termasuk, jangan merasa aman juga. Semuanya harus hati-hati. Mulai dari perangkat wilayah sampai masyarakat kami harapkan turut serta dalam upaya preventif,” ungkap dr. Farida saat diwawancara langsung, Senin (4/3/2024).
Lebih lanjut, ia menyebutkan salah satu upaya yang bisa dilakukan adalah dengan menerapkan konsep Satu Rumah Satu Jumantik.
Artinya, setiap satu rumah harus ada satu orang yg siap untuk menjadi kader Jumantik (Juru Pemantau Jentik).
“Ini untuk memastikan bahwa seluruh area rumah terbebas dari jentik nyamuk Aedes Aegypti yang sukanya di air bersih, bukan di selokan dengan air kotor. Jadi bak mandi harus rutin dikuras, kemudian wadah pakan/minum burung itu juga harus diperiksa,” pungkas dr. Farida. (sya/lio)
Media Sosial