Sulit Lepas Cincin di Jari Putrinya, Pasutri Minta Bantuan Damkar Mojokerto

Proses pelepasan cincin di jari anak kecil oleh Damkar Mojokerto.(Blok-a.com/Syahrul Wijaya)
Proses pelepasan cincin di jari anak kecil oleh Damkar Mojokerto.(Blok-a.com/Syahrul Wijaya)

Mojokerto, blok-a.com – Seorang bocah perempuan berusia 3 tahun dilarikan ke Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan (DAMKAR) Kota Mojokerto di Jalan Bhayangkara oleh kedua orang tuanya untuk melakukan evakuasi pelepasan cincin yang tersangkut di jari manisnya, Senin (5/8/2024).

Dewi Purwanti (32), ibu dari SNA (3), warga Blooto, Kecamatan Blooto, Kota Mojokerto, menceritakan bahwa saat hendak memandikan anaknya pada pukul 07:00 pagi, ia mendapati cincin terpasang di jari manis tangan kiri anaknya.

Ia pun tak mengetahui sejak kapan cicin tersebut terpasang di jari putrinya. Berbagai upaya telah dilakukan untuk melepas cincin tersebut, namun tidak berhasil.

“Saat mau memandikan anak saya, saya melihat cincin di jari anak saya sudah terpasang. Saya tidak tahu dari mana anak saya mendapatkan cincin itu, karena sebelumnya saya membersihkan rumah dulu sebelum memandikannya. Dengan segala cara saya mencoba mencopot cincin tersebut, tapi tidak bisa,” terang Dewi.

Dari pagi hingga siang, Dewi mencoba melepaskan cincin dengan menggunakan sabun dan minyak goreng. Bahkan dia mencari cara di YouTube, namun tetap tidak berhasil.

“Dengan cara memakai sabun, minyak goreng, sampai melihat di YouTube menggunakan benang, tapi masih belum bisa juga. Sampai anak saya menangis terus dan ketiduran, tetap tidak bisa dilepas,” kata Dewi.

Akhirnya, pada pukul 11.30 WIB, Dewi bersama suaminya membawa SNA ke DAMKAR Kota Mojokerto untuk meminta bantuan. Proses pelepasan cincin berjalan dramatis dan memakan waktu 30 menit.

Komandan Regu DAMKAR Kota Mojokerto, Suyitno, menjelaskan bahwa evakuasi pelepasan cincin membutuhkan waktu lama karena cincin tersebut sangat tebal.

“30 menit itu termasuk waktu yang lama karena cincin yang terpasang sangat tebal. Tingkat kesulitannya adalah ketebalan cincin yang berbenturan dengan pisau bor, sehingga harus menggunakan sistem belah. Kami mengurangi ketebalan dan melakukan gerenda kembali,” ucap Suyitno.

Sebelum dilakukan pemotongan cincin, jari anak tersebut diberikan pengaman agar tidak terluka.

Proses ini melibatkan tiga personel yang masing-masing bertugas menyiram air agar tidak panas, menggerenda cincin, dan menyorotkan lampu untuk memastikan pemotongan cincin tidak melukai jari anak tersebut.

Suyitno mengingatkan semua orang tua agar selalu mengawasi anak-anak mereka saat bermain dengan cincin atau benda kecil lainnya.

“Jangan sekali-sekali memperbolehkan anak memasukkan cincin di jarinya. Jika tidak bisa dilepaskan, dapat mengakibatkan luka atau hal-hal yang tidak diinginkan,” tambah Suyitno.(sya/lio)

Kirim pesan
Butuh bantuan?
Hai, apa kabar?
Apa yang bisa kami bantu?
Exit mobile version