Santriwati di Pacet Mojokerto Tewas Usai Jatuh dari Lantai 3 Asrama, Sempat Curhat Tak Betah Mondok

Ilustrasi.(iStockphoto/Motortion)
Ilustrasi.(iStockphoto/Motortion)

Mojokerto, blok-a.com – Seorang santriwati Pondok Pesantren Amanatul Ummah, Kembangbelor, Pacet, Mojokerto, meninggal dunia setelah jatuh dari lantai tiga bangunan asrama.

Insiden tragis tersebut dialami, AZ (15) santriwati asal Bululawang, Malang, pada Rabu (31/7/2024) lalu, sekitar pukul 17.00 WIB lebih, atau menjelang maghrib.

Pasca kejadian, korban masih sempat dibawa ke Rumah Sakit Sumberglagah dalam kondisi kritis. Nahas, korban meninggal dunia beberapa saat setelah tiba di sana.

Kepala Desa setempat, Muhtar Efendi mengaku mendapat laporan kejadian tersebut dari pengurus pondok.

Menurutnya, pihak pondok menyatakan bahwa insiden tersebut murni kecelakaan tanpa indikasi bunuh diri.

“Kabar dari pengurus pondok menerangkan tidak ada indikasi bunuh diri, ini murni kecelakaan. Korban terpeleset dan jatuh dari lantai tiga,” ungkapnya.

Menurut informasi yang diperoleh dari beberapa saksi di lokasi kejadian, saat jatuh dari lantai tiga, kepala korban terbentur lantai beton (TPT).

Kasat Reskrim Polres Mojokerto, AKP Nova Indra Pratama menyatakan bahwa pihaknya telah menerima laporan dan melakukan penyelidikan insiden tersebut.

“Kami telah menerima laporan dari pihak pondok pesantren dan masyarakat. Setelah melakukan pemeriksaan di tempat kejadian perkara (TKP), kami memastikan bahwa memang ada santriwati yang jatuh dari lantai tiga,” ujar Kasat Reskrim, Selasa (6/8/2024).

Kejadian ini sempat membuat gempar para santri di pondok pesantren tersebut. Bahkan beredar informasi korban diduga nekat melompat dari lantai 3 lantaran tidak betah tinggal di pesantren.

Lebih lanjut, Kasat Reskrim menjelaskan bahwa berdasarkan pemeriksaan saksi-saksi, korban sempat merasa tidak betah di pondok pesantren.

Beberapa temannya mengetahui hal ini karena korban sering bercerita tentang perasaan tidak nyaman tersebut.

“Sebelumnya, korban juga sempat mencoba meminum obat beberapa kali namun berhasil dihalangi oleh teman-temannya, namun itu obat karena memang ia sakit atau obat apa, yang pasti dihalang-halangi temannya,” tambahnya.

Karena tidak betah tersebut, diduga korban memutuskan melompat dari jendela kamar lantai tiga gedung asrama yang tingginya lebih dari 7 meter.

“Karena tidak kerasan itu, diduga korban berusaha melompat dari jendela kamar asrama pondok di lantai tiga,” ujarnya.

AKP Nova mengungkapkan, keluarga korban dari Malang juga telah bertemu langsung dengan pihak pondok pesantren.

Menurutnya, pihak keluarga telah menerima kejadian ini dan tidak akan mempermasalahkannya lebih lanjut.

“Keluarga korban sudah memahami situasi ini dan menerima kejadian ini. Dengan sudah adanya surat pernyataan atau belum, kita akan koordinasi dengan pihak keluarga,” pungkas AKP Nova.(sya/lio)

Kirim pesan
Butuh bantuan?
Hai, apa kabar?
Apa yang bisa kami bantu?
Exit mobile version